Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah
masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa
sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat
pedesaannya. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana
cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suatu permasalahan.
Cara beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah
sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan
lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau
individu.
·
Perbedaan
Dari Berbagai Segi
1.
Segi Agama
Masyarakat pedesaan dikenal sangat
religious. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya.
Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang
bernuansa keagamaan. Misalnya tahlilan, rajaban, jumat kliwon, dan
lain-lain. Sedangkan Kehidupan keagamaan di kota berkurang, kadangkala
tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah
keduniaan saja.
2. Segi Sosial
Masyarakat desa sangat
mengutamakan social life nya. Mereka bergotong royong melakukan hal tanpa ada
unsur uang/materi. Namun karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi
segala sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.
3. Segi Lingkungan Alam
Masyarakat
pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di
daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh
kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam, seperti dalam pola berpikir dan
falsafah hidupnya. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang
kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
4. Segi
Pekerjaan
Pada umumnya atau kebanyakan mata
pencaharian daerah pedesaan adalah bertani dan berdagang sebagai pekerjaan
sekunder. Namun di masyarakat perkotaan, mata pencaharian cenderung menjadi
terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.
5. Segi
Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan
penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan
dengan klasifikasi dari kota itu sendiri.
6.
Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam
ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan
perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduk heterogen terdiri dari
orang-orang dengan macam-macam subkultur dan kesenangan, kebudayaan, dan mata
pencaharian.
Aspek Interaksi Desa – Kota :
a. Aspek Ekonomi, meliputi :
~
Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
~
Meningkatkan volume perdagangan antara desa dengan kota
~
Meningkatkan pendapatan penduduk
~
Menimbulkan kawasan perdagangan
~
Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa
b. Aspek Sosial, meliputi :
~
Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
~
Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
~ Meningkatnya wawasan warga desa akibat
terjalinnya pengaruh hubungan antara warga desa dengan warga kota
c. Aspek Budaya meliputi :
~
Meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah
sekolah dan siswanya yang bersekolah
~
Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh
dari masyarakat kota
~
Potensi sumber budaya yang terdapat di desa hingga melahirkan arus wisatawan
masuk desa
·
Manfaat
Interaksi Desa – Kota:
~ Meningkatnya
hubungan sosial ekonomi antara penduduk desa dan kota
~
Pengetahuan penduduk desa meningkat
~ Dapat
menumbuhkan arti pentingnya pendidikan bagi penduduk desa
~ Dapat
menumbuhkan heterogenitas mata pencarian penduduk desa
~ Terjadinya
peningkatan pendapatan
~ Terpenuhinya
berbagai kebutuhan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan
dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke
pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan
pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk
kesejahteraan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Arif R, Y.C.N.
Sutarini dan Murtamadji. 2004. Sosiologi. Klaten: PT
Macanan Jaya Cemerlang
Ismawati, Esti.
2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Ombak
Soelaeman, M.Munandar.
2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT.Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar